Minggu, 24 Juni 2012

Bijak Membuat Keputusan Keuangan



Setiap orang pasti pernah membuat keputusan keuangan, bahkan sejak seseorang mulai mengenal uang. Seorang anak yang diberikan uang jajan, misalnya, sudah diberi kebebasan untuk membeli makanan yang disukai atau untuk ditabung. Jadi, keputusan keuangan tidak terkait dengan usia seseorang. Yang menjadi masalah adalah apakah keputusan keuangan itu tepat, bijaksana, dan memberi manfaat atau tidak kepada si pemutus.

Masih banyak kalangan yang membuat keputusan keuangan bukan berdasarkan pertimbangan rasional, melainkan didorong oleh impuls atau sekadar emosional belaka. Ada juga keputusan keuangan yang tidak datang dari diri sendiri, namun karena dorongan lingkungan, entah itu keluarga ataupun teman. Apakah itu salah? Tidak selalu salah. Asalkan keputusan tersebut sejalan dengan rasionalitas. Tetapi dalam praktiknya, keputusan keuangan semata berdasarkan emosional biasanya berakhir dengan penyesalan.





Tujuan keuangan

Ada beberapa faktor yang sebaiknya dipertimbangkan sebelum membuat keputusan. Pertama, keputusan harus menjadi bagian dari upaya mencapai tujuan keuangan. Yang paling sederhana, misalnya, keputusan untuk makan di restoran. Makan merupakan bagian dari kebutuhan konsumtif. Dalam perencanaan keuangan, tentu ada alokasi berapa besar dari penghasilan Anda untuk memenuhi kebutuhan konsumtif. Nah, ketika Anda memutuskan untuk makan di sebuah restoran mewah, harus dipastikan bahwa tindakan tersebut tidak merusak alokasi anggaran yang telah disiapkan.

Memang makan di restoran mewah mungkin sepele. Bagi sebagian kalangan, jumlahnya tidak seberapa. Akan tetapi, jika hal tersebut dilakukan secara berulang-ulang, tanpa ada alokasi anggaran, pada gilirannya pasti akan mengganggu kondisi keuangan secara menyeluruh. Apalagi jika perilaku semacam itu dilakukan dengan menggunakan kartu kredit. Jumlah pengeluaran baru akan diketahui tatkala tagihan kartu kredit tiba.

Contoh yang lebih ekstrem adalah ketika ”lapar mata” untuk memiliki barang-barang bermerek. Katakanlah Anda sedang jalan-jalan ke mal bersama teman-teman. Lalu mampir ke sebuah butik yang tengah melakukan penjualan promosi atau
 sale. Besar kemungkinan Anda akan tergiur untuk membeli. Apalagi kalau promosinya sampai 50 persen.

Memang kelihatannya besar, tetapi harga orisinal dari barang-barang itu sebenarnya sudah mahal. Sebut saja tas bermerek. Harganya ada yang puluhan juta. Namun, karena diskon 50 persen Anda menjadi terpancing dan turut membeli, dengan berbagai alasan, termasuk ingin memiliki barang bermerek karena gengsi. Yang terjadi kemudian adalah penyesalan. Sebab, sebenarnya Anda tidak membutuhkan tas bermerek tersebut dan lebih dari itu, tidak masuk dalam perencanaan keuangan Anda. Anda mengambil keputusan keuangan semata-mata berdasarkan emosional.

Dampak Kedua, keputusan keuangan mesti melihat dampak jangka pendek, menengah, atau panjang. Umpamakan Anda belum memiliki rumah dan masih tinggal di rumah kontrakan. Di sisi lain, sewa rumah kontrakan itu cukup besar. Maka bisa muncul pertanyaan, apakah akan terus mengontrak, sembari menunggu kenaikan pendapatan dan suatu ketika mampu membeli rumah, atau saat ini juga Anda berencana membeli rumah dengan pinjaman bank.

Pilihan terhadap mengontrak atau membeli rumah jelas akan memberi dampak yang bersifat jangka panjang. Artinya, kalau Anda membeli rumah, salah satu tujuan keuangan Anda akan segera tercapai. Namun, di sisi lain, Anda juga akan menanggung utang berupa kredit kepemilikan rumah yang juga bersifat jangka panjang.

Lantas, mana yang lebih baik? Sederhana saja. Kalau Anda tetap mengontrak rumah, Anda tidak memiliki utang, tetapi juga tidak memiliki rumah. Sementara di sisi lain, sebagian penghasilan Anda akan tergerus untuk membayar biaya sewa atau kontrak rumah. Adapun kalau Anda membeli rumah, Anda tidak perlu membayar biaya sewa lagi, tetapi pengeluaran Anda akan teralokasi untuk membayar angsuran kredit. Pengeluaran di satu sisi memiliki aset di sisi lain. Jelas ini merupakan pilihan yang lebih baik.


Latar belakang

Ketiga, keputusan keuangan harus memiliki latar belakang. Setiap keputusan keuangan sebaiknya didasari oleh latar yang bisa dipertanggungjawabkan rasionalitasnya. Jadi, tidak ada sepeser pun pengeluaran Anda yang bersifat ”suka-suka”.

Kalaupun Anda ingin ada pengeluaran yang bersifat tidak terduga, sejak awal harus ada alokasi untuk pengeluaran tersebut. Misalnya, 10 persen dari penghasilan Anda memang diperuntukkan bagi kegiatan yang sekadar jadi
 cost. Apakah itu bagi-bagi uang bagi orang-orang yang menurut Anda pantas dibagi, atau untuk kegiatan yang bersifat hobi. Namun, total alokasi untuk hal-hal seperti itu, seperti diuraikan di atas, tidak boleh melebihi 10 persen. Kecuali, Anda ingin menuai masalah keuangan di kemudian hari. Silakan saja.

Kesimpulannya, keputusan keuangan sebenarnya merupakan salah satu elemen penting dalam memastikan apakah Anda akan berhasil atau gagal dalam mengelola keuangan dan pada gilirannya mencapai tujuan keuangan. Keputusan yang bersifat reaktif atau tanpa perencanaan lazimnya akan lebih banyak memberikan dampak negatif.

Jika perilaku Anda tergolong reaktif, impulsif, dan mudah dipengaruhi pihak lain, tidak ada salahnya untuk mulai memperbaikinya, kalau memang menginginkan hidup Anda, dalam konteks keuangan, tidak mengalami masalah.

Sumber : kompas.com

Sabtu, 23 Juni 2012

Lima Manfaat Asuransi Jiwa


"Tahukah Anda ada sebuah produk tabungan yang memberikan return lebih besar dari bunga tabungan/deposito serta bebas pajak? Value Protector sebuah produk terbaru dari Sequislife yang sangat menguntungkan."

Pertama, memastikan bahwa keluarga Anda memiliki dana yang cukup seandainya Anda meninggal dunia secara tiba-tiba. Atau, keluarga Anda mendapatkan proteksi manakala Anda mengalami cacat tetap secara total akibat penyakit yang Anda derita sehingga Anda tidak dapat bekerja seperti sedia kala.
Tentu saja, kita tidak pernah mengharapkan terjadinya musibah ini. Kalaupun itu terjadi, ketika Anda sudah memproteksi diri dengan produk asuransi jiwa, keluarga sebagai ahli waris akan mendapatkan perlindungan berharga terhadap risiko terjadinya hal-hal tak terduga dalam bentuk uang pertanggungan.
Kedua, memastikan bahwa keluarga Anda dapat mempertahankan standard kualitas hidup manakala Anda meninggal dunia. Tanpa proteksi dari asuransi jiwa, kejadian tersebut mengakibatkan sumber penghasilan keluarga hilang sehingga standard kehidupan keluarga Anda selanjutnya mengalami penurunan.
Kondisi tak terduga dan dampak negatif tersebut bisa dieliminasi bila Anda sudah memiliki polis asuransi jiwa. Polis asuransi yang Anda miliki akan memberikan kompensasi finansial dalam bentuk uang pertanggungan dan manfaat asuransi lainnya bagi keluarga Anda sebagai ahli waris. Sudah tentu, kompensasi yang mereka dapatkan sesuai dengan program asuransi yang Anda beli.
Ketiga, membiayai pendidikan anak-anak Anda. Saat ini, kebutuhan pendidikan dari waktu ke waktu mengalami peningkatan cukup signifikan. Ada banyak orang tua yang dipusingkan dengan besarnya biaya sekolah untuk anak-anak mereka yang mau masuk ke jenjang SD, SMP, SMU, atau Perguruan Tinggi.
Ketika Anda sudah mengikutsertakan anak-anak Anda tercinta dalam polis Asuransi Pendidikan, atau polis asuransi Anda sudah mencakup perencanaan kebutuhan biaya pendidikan untuk anak-anak, beban berat yang ada di pundak Anda dalam membiayai pendidikan mereka sudah bisa teratasi.
Ketika Anda membayar premi, ibaratnya Anda menyicil sedikit demi sedikit untuk kebutuhan masa depan anak-anak Anda. Pada saat mereka memasuki usia sekolah sesuai ketentuan dalam polis, uang pertanggungan akan keluar atau dapat ditarik. Dana dari uang pertanggungan ini akan sangat membantu Anda ketika anak-anak memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut.
Keempat, memenuhi kebutuhan Anda di hari tua atau tersedianya tabungan hari tua. Pada saat Anda masih masuk dalam usia produktif, Anda bisa mendapatkan penghasilan yang maksimal, dan itu sesuai dengan kontribusi yang Anda lakukan.
Seiring dengan berjalannya waktu, usia Anda terus bertambah, dan sampai pada satu titik Anda akan memasuki masa pensiun. Saat itulah, premi yang Anda bayarkan untuk keperluan hari tua akan bisa membantu Anda dalam mencukupi beragam kebutuhan. Anda tetap menerima dana yang cukup untuk kebutuhan Anda dari bulan ke bulan.
Kelima, memastikan bahwa Anda mendapatkan tambahan penghasilan manakala Anda menghadapi sakit yang serius atau kecelakaan fatal. Realitanya, tidak ada seorang pun yang membayangkan akan mengalami hal-hal yang fatal, misalnya kecelakaan atau mengidap penyakit yang berkepanjangan.

Kalau itu terjadi, dan Anda sudah memproteksi dengan asuransi jiwa, Anda bisa mendapatkan perlindungan terhadap berbagai risiko terjadinya hal tak terduga. Dalam segala keadaan yang Anda alami, polis asuransi yang Anda pegang dapat menghasilkan manfaat perlindungan sehingga Anda mendapatkan dana yang cukup selama masa perawatan. Kematian, kemalangan, tidak pernah bisa diprediksi kedatangannya.


Antisipasinya, Anda dan keluarga perlu mendapatkan proteksi melalui produk asuransi jiwa. Premi yang Anda bayarkan bisa mengurangi beban Anda dan orang-orang yang Anda cintai ketika kejadian/kemalangan tak terduga terjadi pada Anda dan keluarga di kemudian hari.


Untuk mengetahui lebih banyak produk terbaru dari Sequislife kunjungi 
 http://asuransikeluargaku.blogspot.com/